Skip to main content

Ancaman Kelangkaan Sperma di Inggris


Inggris menghadapi kelangkaan sperma yang bisa membuat klinik-klinik kesuburan menerima sperma kualitas buruk, kata Masyarakat Kesuburan Inggris. Sejumlah klinik mengandalkan sperma impor untuk memenuhi permintaan.

Sebagaimana Bank sperma, menurut ulasan Wikipedia, yaitu tempat yang melayani pembekuan dan penyimpanan sperma. Donor sperma akan disimpan dalam tabung pendingin berisi nitrogen cair dengan suhu 196 °C. Umumnya, sperma tersebut dapat disimpan selama lima tahun.

Untuk menjadi donor sperma, laki-laki harus melewati uji kesehatan untuk mendeteksi kemungkinan menderita berbagai penyakit, seperti hepatitis, kanker, kesehatan jiwa, TBC, hingga HIV/AIDS. Uji kesehatan pendonor umumnya berlangsung selama enam minggu, kemudian baru dilakukan pemeriksaan kesehatan sampel sperma.

Sperma hanya diterima bila dalam kondisi sehat dan memiliki jumlah minimal 20 juta sel per satu ml sperma. Sperma yang disimpan dalam bank sperma biasanya digunakan oleh pasangan yang tidak bisa memiliki keturunan, pasangan yang kemungkinan dapat melahirkan keturunan dengan kelainan genetik atau penyakit menular (contohnya AIDS), dan wanita yang lesbi ataupun tidak memiliki pasangan.

Berkaitan dengan ancaman kelangkaan sperma di Inggris, BBC Indonesia menuliskan dalam laporannya, ketua asosiasi yang dikenal dengan istilah BFS itu, Dr Allan Pacey, khawatir sejumlah klinik akan menerapkan standar rendah untuk mendapatkan donor sperma.

Ada dugaan bahwa jumlah donor sperma lebih sedikit setelah hak anonimitas dihapus pada 2005. Permintaan donor menurun setelah kemajuan dalam teknologi kesuburan membuat lebih banyak pria menjadi ayah dari anak mereka sendiri. Namun kekurangan donor terus terjadi.

Angka dari regulator kesuburan, Human Fertilisation and Embryology Authority (HFEA), menunjukkan bahwa satu dari empat sampel donor berasal dari luar negeri. Angka itu dulu hanya satu dari 10 sampel pada 2005. Bank-bank sperma di Denmark dan AS adalah pemasok utama.

Dr Pacey memperingatkan bahwa ada pilihan terbatas dan waktu tunggu yang lebih lama yang bisa memicu praktek berisiko, termasuk inseminasi sendiri dengan sperma teman atau mencari perawatan di negara dengan peraturan kesuburan yang tidak ketat.

Ia mengatakan kepada BBC, "Kita masih mengalami kekurangan sperma di Inggris. "Kekhawatiran kami adalah klinik bisa saja memutuskan mengubah kualitas sperma yang mereka terima demi mendapat donor dan saya pikir hal itu sangat berbahaya."

Resource Credit

Comments

Popular Posts